18May2013

Home Taujih Persaudaraan Di Jalan Allah

Persaudaraan Di Jalan Allah

Tweet

Persaudaraan Di Jalan AllahShubuh tadi saya asyik tilawah Al-Qur’an di belakang masjid Abdul Malik yang terletak di kawasan santri putra pesantren Ibnu Salam NFBS, Anyer. Setelah sholat shubuh berjama’ah, dzikir pagi dan program bahasa biasanya semua santri kembali ke asrama masing-masing untuk piket pag, mandi dan bersiap berangkat ke kelas.

Saya mengira hanya tersisa saya sendiri di pelataran belakang masjid pagi itu, mungkin orang lain selain saya adalah petugas kebersihan masjid. Selintas saya mendengar suara di belakang saya dan pikiran saya tertuju pada petugas kebersihan masjid yang mungkin sedang mengepel lantai masjid, maka saya agak mempercepat tilawah dengan harapan agar tidak menggangu sang petugas melaksanakan pekerjaannya.

Kemudian beberapa saat kemudian saya mengakhiri tilawah saya dan bergegas menuju asrama Umar bin Khattab tempat saya tinggal, tapi ternyata ada seseorang di belakang saya yang juga sedang tilawah dengan mengenakan kaos Pandu Keadilan dan mengenakan penutup kepala khas seseorang yang sedang jaga malam. Ternyata beliau adalah Ustadz Almuzzamil Yusuf, anggota DPR-RI dari Fraksi PKS. Orang yang sama yang saya lihat magrib kemarin sholat di belakang Imam. Bayangkan, orang sesibuk beliau masih bisa datang ke masjid sebelum adzan dikumandangkan dan berinteraksi dengan Al-Qur’an setelah sholat.

Memang dari kemarin Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri dijadikan tempat mukhoyam kader PKS DKI Jakarta, tapi yang membuat kita harus akui kesolidan partai ini adalah para pemimpinnya bahkan ikut terjun langsung berbaur dengan kader-kader di bawahnya untuk mengikuti sebuah kegiatan yang sangat menguras fisik. Setidaknya ada dua kader PKS level pimpinan yang terlibat dalam acara ini, mereka adalah Ustadz Almuzzamil Yusuf dan Ustadz Raihan Iskandar. Mereka saat ini mengemban tugas sebagai anggota DPR-RI.

Setiap berpapasan di jalan dengan kader-kader PKS DKI Jakarta, tak lupa saya menyapa sambil tersenyum dan berucap salam. Tak terasa mata ini tergenang air mata, dalam hati saya berkata “Ya Allah, mereka adalah saudara-saudaraku dari jauh yang sama-sama berjuang ingin meninggikan kalimat-Mu”. Do’a rabithah yang terucap dari lisan-lisan kami semoga menjadi saksi cinta persaudaraan kami di jalan-Mu ya Allah...

Cinangka Forest, 30 Maret 2013 [tedi adriana]

Add comment


Security code
Refresh